WANITA MUSLIM YANG MENGINSPIRASI DUNIA



Gerakan emansipasi atau kesetaraan gender kian semarak di era modernisasi dewasa ini. Gerakan feminisme pada satu titik, kemudian memunculkan gugatan terhadap hukum-hukum Islam, yang dianggap akar diskriminatif terhadap perempuan.

Perempuan-perempuan muslimah yang menjaga kehormatan dan kesuciannya dengan tinggal di rumah, dikesankan sebagai perempuan-perempuan pengangguran dan terbelakang. Menutup aurat atau menegakkan hijab kepada yang bukan mahramnya, kerap dianggap penghambat kemajuan budaya.

Tapi sejarah panjang Islam membuktikan sebaliknya. Perempuan-perempuan Islam sesungguhnya telah menjadi pelaku revolusioner, pemimpin heroik yang ikut mengubah jalannya sejarah peradaban, dan menginspirasi dunia. Di bawah ini kami tampilkan beberapa di antaranya.

Kesan bahwa wanita muslimah hanya paham dapur, sumur, dan kasur, benar-benar menyesatkan. Tengoklah Perdana Menteri Bangladesh saat ini, Sheikh Hasina Wazed), Perdana Menteri Mali, Cissé Mariam Kaïdama Sidibé, keduanya adalah wanita muslim.

Berikut ini adalah wanita-wanita muslimah yang ikut mengubah jalannya sejarah sejak abad ke-7 hingga saat ini. Dalam perjuangan dan aktivitasnya, beberapa dari mereka harus dipenjara, disiksa, dilecehkan, namun kekuatan hati dan iman membuat mereka tetap bertahan dan mencapai tujuan. Mereka tak banyak dikenal luas oleh dunia, mungkin saja karena kesengajaan untuk mengaburkan peran mereka.

Nusayba bint Ka'b Al-Ansariyah (630-690 M)




Dialah salah satu pejuang muslimah pertama yang telah ikut berperang di sisi Rasulullah Muhammad SAW dalam membela panji-panji Islam pada awal penyebarannya. Ia hidup di masa Rasulullah di Madinah, dan terlibat dalam Perang Uhud, Perang Hunain, Perang Yamama, dan Perjanjian Hudaibiyah.

Ia berjuang di sisi Muhammad bersama suami dan kedua anaknya. Setiap kali bahaya mengancam Muhammad, ia selalu ada untuk melindungi. Sebuah catatan menyebutkan sebuah kisah di Perang Uhud di mana Nusayba sendiri bercerita, “Suatu ketika pasukan meninggalkan Rasul tidak terlindungi. Hanya sedikit yang bertahan, tak lebih dari sepuluh orang. Aku bersama suami dan anakku termasuk yang masih bertahan dan berjuang bersama Rasul.”
Dalam buku The Scimitar and the Veil (Hidden Spring, 2004) halaman 214, penulis mengutip pernyataan Muhammad, yang menyinggung nama Nusayba. “Dalam Perang Uhud, ke manapun aku memandang, aku melihat dia berjuang untukku.”

Dikenal dengan nama Umm Omara, wanita ini juga dianggap sebagai pejuang hak asasi wanita pertama. Dikisahkan Umm Omara bertanya kepada Rasulullah, "Kenapa Allah hanya menyebut laki-laki (dalam alquran)?” Kemudian turun Surat Al Ahzab, dan pada ayat 35 dijelaskan persamaan antara laki-laki dan wanita dalam hal amal saleh dan balasan masing-masingnya.

Rab'ia al-Adawiyya (717-801 M)



Rab'ia dikenal sebagai wanita sufi yang hidup pada abad ke-8 di Basra, Irak. Kisahnya lebih banyak ditulis oleh Farid ud-Din Attar, juga seorang sufi dan penyair. Sesungguhnya, dialah salah satu pendiri sufisme.

Rab'ia lahir dari keluarga sangat miskin dan menjadi budak. Ia menjadi sufi dan menentang perbudakan. Sebagai penyair dan sufi, ia menulis dan mempopulerkan apa yang dikenal dengan the doctrine of Divine Love atau “Cinta Ilahi”, dan menjadi salah satu penyair sufi terpenting di eranya.

Suatu ketika ia ditanya mengapa selalu berjalan menyusuri jalan dengan meneteng seember air di satu tangan dan memegang sebuah lilin menyala di tangan satunya. Rab'ia menjawab, “Aku ingin membakar surga dengan api ini, dan memadamkan api neraka dengan air ini, sehingga orang akan berhenti menyembah Allah karena takut neraka atau godaan surga. Orang harus mencintai Allah sebagaimana Allah mengasihi mereka.”

Ia memiliki banyak murid yang di kemudian hari tercatat sebagai sufi-sufi terkenal. Rab'ia sendiri berguru pada ulama dan cendekiawan terkemuka Hasan Al Basri, seorang tabi’in (generasi setelah sahabat Nabi).

Sultan Raziyya (1205-1240)




Ia adalah Sultan Delhi (India) yang berkuasa antara 1236 hingga 1240, dan menjadi Sultan wanita pertama yang memerintah di Kesultanan Delhi. Di bawah kekuasaannya, ia mendirikan sekolah, akademi, pusat-pusat penelitian, hingga perpustakaan umum. Sultan Raziyya sangat populer antara lain karena pemikirannya bahwa semangat agama lebih penting daripada yang lain.

Raziyya selalu menolak disebut sebagai Sultana (ratu) karena itu berarti seorang "istri atau nyonya seorang sultan." Merasa bahwa aprepriasi citra maskulin akan membantunya mempertahankan kerajaannya, Raziyya selalu berpakaian layaknya pria dan mengenakan sorban, celana, jaket, dan pedang.

Anousheh Ansari (1966-Sekarang)



Pada tahun 2006, Anousheh mencatatkan dirinya sebagai wanita muslimah pertama yang berada di luar angkasa. Saat ditanya tentang apa yang ia berharap untuk mencapai di luar angkasa, Ansari berujar, “Saya ingin bisa menginspirasi setiap orang, terutama kaum muda, wanita, dan para gadis. Saya ingin katakan bahwa perempuan juga punya kesempatan yang sama (dengan pria) untuk menggapai impian.”

Wanita asal Iran ini memang selalu memiliki sekaligus menggaungkan semangat untuk maju. Berbekal semangat pantang menyerah itu pulalah ia sukses menaklukkan Amerika Serikat (AS) lewat aktivitas bisnisnya.

Menjelajah AS sejak remaja, Ansari menapaki kehidupan yang sarat perjuangan. Ia berhasil meraih gelar sarjana komputer dari George Mason University, dan gelar master di bidang teknik elektro dari George Washington University.

Bersama suaminya, ia mendirikan perusahaan telekomunikasi, Telecom Technologies Inc., pada 1993. Ia juga pendiri dan pemilik perusahaan informasi dan teknologi, Prodea Systems. Selain berbisnis, Ansari juga giat dalam kegiatan sosial, dan meraih banyak penghargaan.

Pada September 2006, Ansari melancong ke antariksa dengan Soyuz TMA-9, dan menjadi orang sipil keempat yang membiayai perjalanannya sendiri ke luar angkasa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "WANITA MUSLIM YANG MENGINSPIRASI DUNIA"

Posting Komentar